Penyakit Pada Ternak Unggas
|
||||
Nama Penyakit
|
Penyebab
|
Gejala
|
Pencegahan
|
Pengobatan,
Vaksinasi
|
1.
Newcastle Disease (exotic Newcastle Disease,
Pseudovogel Pest, Atypical Geflugel Pest, Pseudo-Poultry Plague, Avian Pest,
Avian Distemper, Raniched Disease, Tetelo Disease, Korean Fowl Plague,Avian
Pneumonchepalitis, Penyakit Aukek.
|
Family Paramixovirus, Genus Avulavirus
|
. Bentuk Velogenik Viscerotropik = Nafsu makan kurang, mencret darah, lesu,
sesak napas, megap-megap, ngorok, batuk, bersiin, kelumpuhan yang
lengkap/sebagian, penurunan produksi telur (berhenti sama sekali), balung dan
pial kebiru-biruan cyanosis, angka kematian berkisar 80-100%, gejala ini
disebabkan oleh strain velogenik tipe asia.
.Bentuk Pneumoencephalitis= Gejala saraf dan respirasi lebih menonjol
dibanding gejala velogenik viscerotropik, Gejala respirasi seperti pada
bentuk viscerotropik sedangkan gejala saraf seperti kelumpuhan dan torticolis
lebih sering terjadi, penurunan produksi telur, angka kematian 60-80%, balung
dan pial kebiru-biruan, Gejala bentuk seperti ini disebabkan oleh strain
virus Velogenik tipe Amerika.
. Bentuk Mesogenik = Gejala respirasi
seperti batuk, sesak, mengap-mengap, penurunan produksi telur (gejala yang
sering menonjol pada ayam dewasa),angka ematian sekitar 10% pada anak ayam sedangkan bagi ayam yang
sembuh pertumbuhannya akan terhambat.
. Bentuk Asyimptomatik = Respirasi ringan, penurunan produksi telur,
tidak menimbulkan kematian, bentuk gejala ini disebabkan oleh strain virus
lentogenik.
|
Membersihkan kandang dengan kopra yang dibubuhi NaOH
2% dan formalin 1-2% KmnO4, tempat
pembersihan karkas harus terpisah, anak ayam berasal dari peternakan yang bebas
ND, penggunaan karung bekas dihindari, dipintu masuk disediakan tempat penghapus hama.
|
Tidak Dapat Diobati.
Vaksinasi I = diberi pada anak ayam 1-2 hari melalui tetes
mata, hidung dan mulut (dilarang melakukan penyuntikan karena tulang ayam
masih rapuh)
Vaksinasi II = divaksin pada umur 2-4 minggu
Vaksinasi III = divaksin pada umur 3-4 bulan dan
selanjutnya diulang setelah 6-12 bulan tergantung vaksin yang digunakan.
|
2.
Marek
(Mareks Disease, Neurolymphomatosis
gallinarum, Acute LeucosisPolyneuritis, Fowl Paralisys, Range Paralisys.
3.
Infectious
Laringo Trachitis (ILT)= Penyakit pada saluran pernapasan.
4.
Chronik
Respiratory Disease (CRD)= Infectious Sinusitis Of Turkeys, Mycoplasma
Galisepticum Infection, Pleuro Pneumonia-Like Organism Infection (PPLO), Air
Sacculitis In Chicken (pernapasan kronis), Air Sac Cold (peradangan pada
kantong udara) yang ditandai dengan adanya perkejuan/bercak-bercak keju yang
jika dilihat dengan mata telanjang terlihat seperti plastik, penyakit
pernapasan menahun.
5.
Coccidiosis
6.
Avian Enchephalomyelitis (Epdemic Tremor)
7.
Fowl Pox
(Difteri Ayam,cacar ayam)
8.
Infectious
Bronchitis (IB)
9.
EGG
Drop Syndrome 1976 (Eds-76)
10.
Pullorum
(Bacillary White Diarrhea, Salmonellis Unggas, Berak Kapur).
11.
Avian
Influenza (Fowl Plague,Fowl Pest, Brunswick Bird plague, Fowl of bird
grippe,Avian Flu, Bird Flu).
|
Virus Herpes golongan B.
Virus yang termasuk golongan herpetoviridae
atau herpes virus yang mengandung deoxyribonucleic (DNA)
Bakteri Mycoplasma Gallisepticum. Family Mycoplasma,
ordo Mycoplasma Tales.
Protozoa jenis Parastik. Family “emiridae”
Virus picoRNA
Virus Fowl Pox-Virus DNA berukuran besar.
Virus golongan Coronavividae-virus RNA.
Virus dengan family “Adenovirus”.
Bakteri Sallmonella Pullorum.
Virus dengan family “Ortomixovirus”.
|
Kepucatan, hilang nafsu makan,
lemah, mencret dan kurus, pada marek klasik apabila syaraf gerak yang
diserang maka gejalanya kelemahan alat gerak, sayap terkulai, kelumpuhan
spastik dari satu atau kedua kakinya. Apabila syaraf leher yang terserang terjadi corticolis. Apabila saraf vagus/
intertostalis maka terjadi gangguan pernapasan. Kadang terlihat mencret
karena alat pencernaan terserang, kematian meningkat jika ayam tidak makan
serta terinjak ayam yang lain, adakalanya ayam buta karena matanya terserang.
Mata selalu basah
oleh air mata, batuk, bersin, mengibaskan kepala dengan kuat guna melepas
sumbatan eksudat didalam trachea, lendir berdarah jika ditemukan dilantai,
ayam mati mendadak meski dalam kondisi yang baik, ayam yang terinfeksi ILT
menunjukkan bernafas dengan mulut terbuka dan tanda-tanda respirasi yang
parah, tidak serupa bentuk enzootik ringan ILT, morbilitas pada bentuk
enzootik parah adalah 90-100% dan
mortalitas 10-20%.
. Masa Inkubasi 4 – 21 hari =batuk,
nafsu makan menurun,bergerombol dibawah brooder,biasanya seluruh kelompok
ayam terserang meskipun derajat keparahan berbeda beda, tanpa komplikasi
tidak menunjukkan gejala penyakit yang jelas. Pada ayam dewasa (cairan ingus
katar keluar dari lubang hidung, batuk, bersuara pada waktu bernafas/ ngorok
akibat tertimbunnya eksudat dalam sinus infraobitalis) , mata berair, jika
bagian perut dibuka kantong hawa menjalani penebalan kekeruhan/perkejuan.
Masa inkubasi 10-20
hari. Radang encepholomeitis lebih rendah 1 bulan, dilapangan ayam berusia
1-2 minggu lebih sering ditemukan yang terinfeksi penyakit ini, ekspresi mata
yang redup (sempoyongan). Gejala khas= duduk pada paha dan jatuh ke samping.
Gejala gemetar (tremor) pada kepala, leher dan sayap, penurunan produksi
telur yang tiba-tiba (5-20%), daya tetas yang menurun ountuk telur
pembibitan,menularkan penyakit secara vertikal (telur, embrio induk), ternak
yang rentan umur 1-6 minggu dan usianya antara 2-3 minggu. Ayam dewasa dapat
ditulari (sub klinis), burung puyuh, kuau, kalkun, secara alami dapat
ditulari tetapi tidak serentan ayam, ayam berumur diatas 8 minggubila
ditulari tidak memperlihatkan tanda-tanda klinis karena telah terbentuk
kekeblan.
Terbentuknya papula (bintik)
kecil berwarna kelabu pada kulit, beberapa radang bergabung dan terbentuk
radang yang besar, bila keropeg terlepas maka akan terjadi pendarahan
dibawahnya, proses cacar didaerah mata sering terjadi, pada cacar basah
terlihat bercak berwarna kuning pada selaput lendir mulut dan laring, dari
bercak yang terjadi terbentuk membran semu.
Gejala klinis =
penyebaran penyakit sangat cepat, dari hidung keluar lendir, terdengar suara
ngorok,mata terlihat selalu basah, selaput nictican berwarna merah, napsu
makan dan minum menurun, kelainan pada telur (albumin kental dan encer,
bentuk abnorma), pada ayam dewasa ngorok.
Tidak
menunjukkan gejala yang terlihat (=kurang diperhatikan), produksi telur
menurun secara menyolok, jumlah konsumsi
tidak menurun tetapi lambat dalam mengkonsumsi, bulu kusam, penurunan
produksi telur yang mendadak pada ayam yang berada pada puncak produksi, pada ayam yang
menjelang produksi,biasanya produksinya tidak maksimal (tidak pernah tercapai
standar), telur mengalami suatu kelainan (baik entuk maupu kandungan) bentuk
telur menonjol pada bagian tertentu, perubahan mutu kerabang jelas terlihat
(perubahan kerabang telur, berkorelasi dengan kandungan telur).
Gejala pada ayam yang dewas
biasanya sulit diamati, bisa juga gejala nya seperti Depresi, kekurusan,
Anemia (kurang darah),Diare, penurunan produksi telur.
Masa inkubasi
3-14 hari = Kematian unggas meningkat, penurunan produksi telur, tanda-tanda
syaraf, Depresi,Anorexia, Bulu acak-acakan, jika bagian perut dibuka terdapat
bintik-bintik darah pada hati,pembengkakan pada muka dan pial, bintik-bintik
darah pada proventikulus.
|
Higieni
dan Sanitasi Perkandangan, pengendalian Vektor, pemilihan bangsa ayam yang
resisten, pemilihan anak ayam yang berasal dari peternakan yang tidak
terserang penyakit marek.
Karantina yang ketat, stamping out bila ada kasus
(dibuang), ayam penderita atau tersangka ILT tidak dibenarkan untuk dipotong
dan harus dimusnahkan.
Higienis
dan sanitasi kandang, membesarkan anak ayam yang bersal dari peternakan ayam
yang bebas CRD, melakukan uji aglutinasi secara periodik, tindakan vaksinasi
tidak dianjurkan mengingat kekebalannya tidak sempurna dan adanya penularaan
penyakit secara vertikal.
Ayam yang sakit dibunuh (dbakar=stamping
out), bagi ayam yang sehat diberi vitamin dan elektrolit, untuk daerah yang
tertular jauhi pembuatan lokasi peternakan dilokasi yang masih sekitar lokasi
tersebut, jika ada ternak yang sudah mati karena AE ternak tersebut dilarang
dikeluarkan dari peternakan tersebut.
Bagi kendaraan/orang yang sering keluar
masuk diberi dis infeksi(fenol), ternak yang ingin dipelihara berasal dari
induk yang kebal terhadap penyakit tersebut, import ternak bebas dari AE,
pada breeder dilakukan test terhadap status ayam, vaksinasi pada ayam 10-16
minggu (hal ini berlaku pada ayam petelur=layer).
Vaksinasi dengan vaksin cacar secara teratur untuk
daerah-daerah endemic, peternakan yang tertular dilakukan isolasi, peggunaan
pestisida untuk menekan populasi dilakukannyamuk dapat
Memelihara lingkungan yang sehat,
melakukan kontruksi (sanitasi kandang), suhu udara yang optimum, kepadatan
kandang yang sesuai, mencegah kadar amoniasiyang tinggi, vaksinasi yang
teratur sesuai anjuran pembuat vaksin.
Vaksinasi terutama untuk ayam yang
berumur 2-3 minggu sebelum bertelur dengan menggunakan vaksin emulsi minyak
(cara ini menguntungkan karena ayam akan kebal menjelang berproduksi dan pada
saat akan mendapat infeksi penyakit, serta penularan vrus melalui telur akan
dicegah).
Ditekankan pada sanitasi dan tatalaksana,
kandang-sebelum dipakai semprotkan NaOH 2%, formalin 1-2%, fumigas formalin +
KmnO4. Litter harus tetap dalam suasana kering, bersih, ventilasi baik, telur
tetas dan anak ayam harus berasal dari peternakan bebas pullorum,
melaksanakan pengujian pullorum.
Memberantas insecta dan
mice,memusnahkan karkas ternak yang sudah terinfeksi flu burung,
menghilangkan kotoran, penyemprotan dis-infektan, membatasi/menghindari impor
ternak yang sudah terinfeksi virus tersebut, melakukan surveinasi,
melaksanakan biosekuriti, kontrol lalu lintas ternak dan manusia,memasukkan
unggas baru kedalam flock, hindari pemeliharaan sekitar daerah yang terbuka
lazim unggas air, pendidikan industri unggas, cepat tanggapi wabah HPAI
(Highly Pathogenic Avian Influenza).
|
Tidak
dapat diobati.
Jenis
Vaksin yang yang digunakan adalah vaksin hidup yang berasal dari (a) Virus
Marek yang virulen yang dilemahkan (b) strain virus yang apatogen (c)virus
Herpes yang di isolasi dari kalkun.
Vaksinasi
terbaik dilakukan saat ayam berumur 1 hari.
Pengobatan Belum Ada.
Tylosin
12,5 Mg/LB S6 atau 2g2/gallon air
minum.
Oxy
tetracylin 200 gr/ton makanan (1-2 minggu dosis 5-10 mg. IM. 2-4 minggu dosis
12,5-20 mg. IM. 4-8 minggu dosis 25-40 mg.IM. 8 minggu ke atas dosis 50
mg.IM).
Streptomycin
200mg/ ekor atau 25-50 mg/LB.
Spiramycin
100 mg/kg
Tidak ada pengobatan.
Tidak ada pengobatan.
Tidak ada pengobatan.
Tidak ada pengobatan.
Furazolidone 0,022% dalam pakan efektif (220/ton
pakan ternak tersebut).
Pengobata Belum Ada.
Vaksin in-aktif (tradisional) sudah
efektif. Kelemahan vaksin ini yakni mahal, tidak ada perlindungan silang
antara 16 sub tipe H.
|
Jefri Pandiangan Pande
Peternakan
Minggu, 11 November 2012
Penyakit Ternak Unggas
Langganan:
Postingan (Atom)