Kamis, 08 Maret 2012

PENYAMAKAN KULIT SAPI

Tugas
“TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL IKUTAN TERNAK”
OLEH
JEFRI SP PANDIANGAN
(09 106 12 133)
Paralel 02



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012


PENYAMAKAN KULIT KELINCI

Kulit kelinci mempunyai luas anatara 1,5 sampai dengan 2,5 feet persegi jadi termasuk ukuran kecil sehingga penyamakannya bisa dilakukan dengan tangan maupun drum penyamakan dengan ukuran kecil (diameter drum 80-100 cm) dan bisa dilakukan di pedesaan. Tetapi harus diingat bahwa penyamakan kulit merupakan proses produksi yang mengandung limbah yang berbahaya oleh karena itu perlu dilakukan dengan metode teknologi bersih. Yaitu mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air dan energi serta menghindari bahan beracun dan berbahaya. Sebelum dilakukan penyamakan kulit perlu dilakukan pengawetan terlebih dahulu dengan menggunakan garam atau asap cair untuk kulit yang akan disamak dengan bulunya atau dikeringkan untuk kulit yang akan disamak untuk kulit jaket atau kulit kelinci untuk atasan sepatu. Perontokan bulu dapat menggunakan enzim exolite yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Sedangkan untuk bating dapat menggunakan ragi tempe, papain maupun nanas, untuk penyamakan kulit dapat menggunakan mimosa apabila kulit tersebut dihilangkan bulunya dan akan dijadikan barang kulit seperti tas, dompet, dll. Agar kulit menjadi lemas maka perlu diberi minyak. Minyak yang digunakan dapat menggunakan minyak kelapa atau kuning telur. Bahan-bahan tersebut di atas mudah didapatkan di pedesaan, sedangkan peralatan untuk proses dapat menggunakan ember atau drum penyamakanukuran kecil.
”Proses Penyamakan Kulit”
Penyamakan kulit terdiri atas banyak proses panjang, dan garis besarnya dibagi 3 proses utama yaitu proses awal (beam house atau proses rumah basah), proses penyamakan, dan finishing. Proses awal terdiri atas perendaman (untuk mengembalikan kadar air yang hilang selama proses pengeringan sebelumnya, kulit basah lebih mudah bereaksi dengan bahan kimia penyamak, membersihkan dari sisa kotoran, darah, garam yang masih melekat pada kulit), pengapuran (membengkakan kulit untuk melepas sisa daging, menyabunkan lemak pada kulit, pembuangan sisik, pembuangan daging, pembuangan kapur (deliming) (untuk menghilangkan kapur dan menetralkan kulit dari suasana basa, menghindari pengerutan kulit, menghindari timbulnya endapan kapur), pengikisan protein, pengasaman (pickle) (untuk memberikan suasana asam pada kulit sehingga lebih sesuai dengan senyawa penyamak dan kulit lebih tahan terhadap seranga bakteri pembusuk). Pada kulit sapi, dilakukan proses pembuangan bulu menggunakan senyawa Na2S.
Sesuai dengan jenis kulit, tahapan proses penyamakan bisa berbeda. Kulit dibagi atas 2 golongan yaitu hide (untuk kulit berasal dari binatang besar seperti kulit sapi, kerbau, kuda dll), dan skin (untuk kulit domba, kambing, reptil dll). Jenis zat penyamak yang digunakan mempengaruhi hasil akhir yang diperoleh. Penyamak nabati (tannin) memberikan warna coklat muda atau kemerahan, bersifat agak kaku tetapi empuk, kurang tahan terhadap panas. Penyamak mineral paling umum menggunakan krom. Penyamak krom menghasilkan kulit yang lebih lemas, lebih tahan terhadap panas. Lewat proses penyamakan, dilakukan proses pemeraman yaitu menumpuk atau menggantung kulit selama 1 malam dengan tujuan untuk menyempurnakan reaksi antara molekul bahan penyamak dengan kulit.
Proses penyelesaian (finishing) menentukan kualitas hasil akhir (leather). Terdiri atas beberapa tahapan proses yang bervariasi sesuai dengan jenis kulit, bahan penyamak yang digunakan, dan kualitas akhir yang diinginkan. Proses finishing akan membentuk sifat-sifat khas pada kulit seperti kelenturan, kepadatan, dan warna kulit. Proses perataan (setting out) bertujuan untuk menghilangkan lipatan-lipatan yang terbentuk selama proses sebelumnya dan mengusahakan terciptanya luasan kulit yang maksimal. proses perataan sekaligus juga akan mengurangi kadar air karena kandungan air dalam kulit akan terdorong keluar (striking out). Beberapa proses lanjutan lainnya adalah pengeringan (mengurangi kadar air kulit sampai batas standar biasanya 18 – 20 %), pelembaban (menaikkan kandungan air bebas dalam kulit untuk persiapan perlakuan fisik di proses selanjutnya), pelemasan (melemaskan kulit dan mengembalikan kerutan-kerutan sehingga luasan kulit menjadi normal kembali), pementangan (untuk menambah luasnya kulit), pengampelasan (untuk menghaluskan permukaan kulit). Kulit samakan bisa dicat untuk memperindah tampilan kulit.


Alat dan mesin yang digunakan dalam melakukan proses penyamakan adalah sebagai berikut :
• Timbangan, berfungsi untuk mengetahui berat kulit dan bahan-bahan kimi yang akan digunakan.
• Pisau seset atau pisau fleshing, digunakan untuk membuang daging yang masih melekat pada kulit saat proses buang daging.
• Papan kuda-kuda, digunakan untuk meniriskan atau menggantung kulit setelah proses penyamakan
• Papan pentang, digunakan untuk mementang kulit agar kulit lebih lemas dan memperoleh luas yang maksimal.
• Mesin ampelas, digunakan untuk meratakan bagian dalam kulit sehingga diperoleh kulit yang lebih tipis dan lemas.
• Meja dan papan staking, digunakan untuk melemaskan dan menghaluskan kulit yang dikerjakan secara manual.
• Drum milling, digunakan untuk melemaskan dan menghaluskan kulit yang telah disamak.
• Drum putar (Tannning Drum), digunakan pada proses perendaman, pencucian, serta proses-proses lain yang menggunakan air dan bahan-bahan kimia.
• Alat-alat lain yang digunakan adalah spraying, ember, corong plastik, selang air, gunting, pisau dan kertas pH.
diolah dari berbagai sumber.
Sumber gambar : http://www.antaraphoto.com/dom/prevw/grab.php?id=1202889533

Tidak ada komentar:

Posting Komentar